SEJARAH GULA MERAH & PRODUKSI - Desa Pasiragung

Awalnya, bahan baku gula mera hanya dari tebu. Teknik membuat gula merah dari tebu, diketemukan di India pada zaman kekaisaran Gupta (abad ke 5 SM). Belakangan gula merah juga dibuat dari air nira sadapan bunga jantan aren, kelapa, dan lontar. Dari India, kultur membuat gula ini merambah China, Arab, dan Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara.
Pada abad-abad selanjutnya gula merah India dan Asia Tenggara, menjadi mata dagangan sangat penting di Timur Tengah, dan Eropa. Sebelumnya yang dikenal sebagai bahan pemanis di Timur Tengah hanya kurma dan madu. Budidaya tebu secara komersial untuk bahan gula merah , dimulai di China pada zaman Kaisar Taizong (599 –649), dari Dinasti Tang.
Sebelum tahun 1800an, hanya dikenal gula merah . Mengkristalkan gula putih dari bahan bit gula baru diketemukan di Eropa pada akhir tahun 1700an. Teknologi mengkristalkan gula putih dari bahan bit, kemudian dikembangkan untuk gula tebu. Sejak itu, agroindustri gula putih dari tebu berkembang pesat di Jawa, Amerika Tengah, dan Selatan.
Gula merah biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Bunga (mayang) yang belum mekar diikat kuat (kadang-kadang dipres dengan dua batang kayu) pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula. Mayang membengkak. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang mayang diiris-iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon palma tersebut. Cairan yang ditampung diambil secara bertahap, biasanya 2-3 kali. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-benar kental, cairan dituangkan ke mangkok-mangkok yang terbuat dari daun palma dan siap dipasarkan. gula merah sebagian besar dipakai sebagai bahan baku kecap manis.
Setelah kita menyimak tentang sejarah Gula Merah di atas , di desa kita juga banyak yang menghasilkan gula merah atau yang lebih kita kenal dengan istilah "penyada" di antaranya:
1. Kasda ( Bapa Ana )
2. Kasdiana ( bapa opi )
3. Bodi ( bapa Uban )
4. Pedy ( bapa Dinar )
5. Johar ( Alapit )
biasanya penghasil Gula Merah Menjual dengan Harga Kisaran Rp. 25.000,- sampai Dengan harga Rp. 50.000,- per Paros.
Gambar mungkin berisi: makanan
Gambar mungkin berisi: tanaman, luar ruangan dan alam
Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih, pohon dan luar ruangan
Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih
Gambar mungkin berisi: luar ruangan
Gambar mungkin berisi: 1 orang, tanaman dan luar ruangan

Gambar mungkin berisi: makanan
Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih dan makanan


Gambar mungkin berisi: makananGambar mungkin berisi: makanan




0 komentar: